Sabtu, 04 Juli 2015

Sebuah Kapal

Dua pasang peri kecil mengarungi lautan lepas dengan kapal mungil mereka. Mula-mula mereka begitu percaya bahwa lautan dengan segala rupa kegelapannya bukanlah apa-apa. Tak mungkin, mereka percaya tak mungkin kapalnya menyerah pada lautan. Kedua peri kecil itu percaya kapal mereka tak akan karam sebelum perjalanan usai. 
Begitulah dua peri tak berpengalaman itu mengarungi lautan. Mereka terpukau akan keindahan laut yang misterius. Mereka lupa menyadari bahwa selain keindahaan, lautan juga dipenuhi godaan, ilusi, fatamorgana, dan tentunya marabahaya yang muncul dari kombinasi sinar matahari dan kegelapan dasar laut.
Hasrat mereka sudah bulat. Kedua peri itu percaya laut adalah lautan misteri. Hanya dengan mengarunginya mereka percaya dapat sedikit mencecap ke dalam misteri itu. Mereka dua pasang peri yang sedang mabuk. Mereka terlalu mabuk sehingga lupa mengingat bahwa medan pelayaran mereka adalah misteri. Apa yang akan terjadi selama pelayaran juga misteri. Apa pun bisa terjadi, siapa pun bisa berubah, keyakinan dapat terhempas, keberanian terkikis, dan cinta-kasih menjadi asin.
Beberapa waktu pelayaran, kapal mereka mulai terguncang. Padahal pelayaran mereka belum beranjak terlalu jauh. Ombak yang belum menggulung-gulung sedikit demi sedikit dan semakin jelas mengikis lambung kapal. Badai yang tak seberapa merobek layar kapal. Pengarungan semakin berat, dan benar laut adalah misteri. Apa pun bisa terjadi dan siapa pun bisa berubah. Laut tak pernah tanggung-tanggung menguji siapa pun yang berani mengarunginya.
Masing-masing dari kedua peri itu kembali mengingat-ingat. Mereka mulai mengingat-ingat daratan. Mereka mulai membongkar memori-memori yang tersimpan dalam sebuah diary dari batu kapur.
Celakanya, kedua peri mulai ragu pada keputusan-keputusan mereka. Mereka meragukan pelayaran mereka. Mereka menyesali kepercayaan diri mereka, dan menakuti keberanian mereka. Yang terburuk mereka mulai mengutuk kapal yang mereka tumpangi;
This ship is taking me far away
Far away from the memories of the people
Who care if I live or die
Kutukan, keraguan, dan penyesalan menyebabkan kapal mereka rapuh. Mereka lupa bahwa kapal itu mereka buat dari kayu yang tumbuh dari bibit yang mereka tanam. Bibit yang diterbangkan burung tak bernama dari taman eros.  
Kini kapal mereka sedikit demi sedikit mulai berlubang dan ari laut merembes. Perlayaran mereka akan semakin berat.
Semuanya tergantung. Kapal mereka bukan sekedar tumpangan, kapal itu adalah komitmen mereka. Mereka harus mulai merawat kapal mereka jika tak ingin karam di tengah lautan yang gelap-gulita.